X

Libur Menghibur

Kalau pertanyaan “Maukah kalian diberi libur?” diajukan kepada anak sekolah, hampir pasti semua jawaban serempak adalah “mauuuuuu”. Senangkah mereka? iyalah 🙂

Gurunya? Senangkah kita para guru dengan liburnya siswa? “Wah, siswa sih enak libur, kita kan tidak, tiap hari musti jaga ujian. Koreksi. Tugas besar nih” (terlebih libur akibat guru dan jumlah kelas terpakai untuk proyek Ujian Sekolah dan Ujian Nasional). Ah, jangan begitulah, kan rangkaian ujian ini adalah peraturan berdasarkan Undang-Undang, siswa diliburkan kan bukan berarti libur seutuhnya, mereka dirumahkan agar tetap belajar di rumah 😉

Orangtuanya? Aduuuhhhh, kita bayar uang sekolah nih full, tapi liburnya kebanyakan amat, totalnya minimal 10 hari untuk urusan UN dan U sejenisnya saja. Anakku di rumah nih jadi malas, musti dijagain pula, anaknya ribut, aahh mendingan dia di sekolah deh.

Jadi? Bagaimana sebaiknya menjadi si anak ini? Di sekolah “ditolak”, di rumah “dimarah” mama, papa, opa, oma, pergi main dan jalan-jalan terus ya juga salah….. Kita musti bagaimana?  Tidak heran jadi bermunculan remaja “sok galau”.

Lalu jika pertanyaannya diajukan pada anda, entah anda sebagai si siswa, si orang tua ataupun si guru, bagaimana reaksi anda? Benarkah libur itu menghibur selalu? Silahkan direnungkan sendiri 🙂

 

hedy:
Related Post