Ingatan saya melayang ke jaman sekolah dulu, saya terkesan dengan seorang guru Fisika di SMA kelas 10, yang mengajar dengan menghadap papan tulis, mengisi papan tulis dengan kapur dari ujung ke ujung, jika penuh, hapus, balik lagi dari ujung ke ujung 🙂  Karena saya menyenangi pelajaran Fisika maka saya senang memperhatikan cara guru ini menjelaskan dan mampu mencerna pelajaran dengan baik.
Saat itu saya mulai merasa seharusnya ada variasi pada penggunaa media papan tulis ini , yang merupakan salah satu metode utama untuk menyajikan materi pada siswa. Mulai dari bagaimana sikap tubuh seorang guru harusnya tetap menatap siswa dan belajar menulis di papan tulis dengan posisi tubuh miring, sambil tentu saja digabung dengn kemampuan seorang guru menguasai kelas, mengatur kelas dan berinteraksi dengan siswanya.
Tetapi tentunya tidak berhenti disitu saja, apalagi karena papan tulis, alat bantu presentasi guru, sudah berkembang begitu jauh. Sebagai guru, saya mengalami masa di mana menggunakan kapur – papan tulis, marker – whiteboard, pemakaian OHP, hingga projector untuk menampilkan file presentasi Powerpoint, pemakaian adobe flash, sampai dengan pemakaian video instruksional.
Untuk menunjang tiga hal terakhir yang disebut di atas, dibutuhkan alat bantu yang memudahkan berinteraksi dengan siswa. Alat bantu yang berupa pen stylus dan alasnya seperti tablet.
Setelah berkenalan dengan writing tablet sebagai sebuah alat bantu presentasi di kelas di tahun 2008 yang walau alat itu sendiri lebih umum dikenal diantara “orang desain”, ternyata saya sangat menyukai alat tersebut walaupun saya bukan orang desain.
Dengan bantuan writing tablet itu, presentasi di kelas pun bisa lebih menarik menarik, file presentasi Powerpoint  bisa ditulisi dengan berbagai penjelasan langsung dengan perangkat seperti pena tersebut. Kebetulan, sudah bertahun-tahun saya selalu menyiapkan handouts dengan beberapa bagian penjelasan sengaja dikosongkan agar saat proses penjelasan berlangsung, siswa dapat mencatat point-point penting atau rumus-rumus yang didapatkan dari penjelasan tersebut. Sebaliknya, file worksheet tersebut bisa saya “corat-coret” langsung dilayar persis diatas diagram, atau grafik yang sedang diterangkan.Â
Keuntungan lain dari penggunaan pen tool adalah selama bertahun-tahun pula saya telah menghemat spidol/marker dan lembar plastik OHP, berarti saya adalah bisa menjadi pendukung go green nomor satu dari tempat saya bekerja :p 🙂
Beberapa waktu lalu, rasanya ingin sekali memiliki writing tablet wireless, keinginan yang sampai sekarang belum terpenuhi… (berharap ada malaikat dari langit yang menjatuhkan benda tersebut di depan saya O:) wacom intuos 4 wireless)….. Bayangkan sebuah presentasi di kelas yang dapat saya kendalikan dari tengah-tengah kelas, dari depan siswa maupun dari antara siswa. Wow, asik sekali, bukan?
Presentasi PPT + writing tablet praktis bisa menjadi interactive whiteboard tersediri yang mungkin tetp jauh lebih ekonomis daripada interaktif whiteboard berukuran besar. Â Dari metode presentasi ini, ada begitu banyak kemungkinan pengembangannya. Â Worksheet interactive adalah salah satunya, worksheet yang di attach dengan video instruksional, dimana anak-anak bisa menutuskan apakah mereka akan memperhatikan instruksinya dilayar, melengkapi bagian kosongnya atau atau berusaha membuat soal-soal yang ada.
Banyak sekali yang dapat kita lakukan untuk membantu siswa / anak didik kita yang sekarang makin beragam metode belajarnya. Makin banyak pula siswa kita yang sudah mengalami hidup dalam era komputerisasi, dimana mereka dengan mudah mereka menghemat waktu untuk sekedar menggambar grafik parabola misalnya, dengan hanya sekali mengklik fungsi parabola pada kalkulator tipe tertentu atau pada software gratis yang dapat dengan mudah mereka akses lewat jaringan internet.
Lalu bagaimana kita sebagai guru / pendidik mampu menjembatani siswa demikian dalam era ini tanpa meninggalkan cara klasik yang memang tetap harus dikombinasikan dengan teknologi dan metode jaman sekarang, menjaga dan melengkapi serta mengembangkan berbagai metode dan gaya belajar siswa.
Seperti ditulis di www.guraru.org