Belajar Sambil Bermain

Dunia anak adalah dunia bermain sambil belajar. Suatu ungkapan yang hampir pasti diketahui oleh para orang tua yang memiliki anak-anak balita, TK, SD kelas 1-3. Begitu menariknya dunia anak-anak ini sebagai awal pembentukan karakter mereka, dimana anak hendaknya diajak untuk memulai mengenal sebuah “pengetahuan” melalui kegiatan bermain. Tapi sayangnya, walaupun kita mengetahui hal ini, masih juga kadang terjadi “pemaksaan” belajar untuk anak usia tersebut, les kesana kemari (anak kecil sudah les?). Hal ini bisa berdampak si anak menjadi cepat jenuh dan mogok di waktu besarnya, atau justru si anak menjadi lebih terpacu untuk mendalami semua hal. Menurut saya, misterinya adalah sejauh mana kita mengarahkan anak dan anak mendapat “talentanya”.

Di samping itu, banyak pula ungkapan “Belajar Sambil Bermain” berlaku bagi kita semua, mulai pelajar SD, SMP, SMA. Tetapi, bagaimana belajarnya? Jangan-jangan malah jadinya main-main, materi tidak habis, anak tidak menghargai pelajaran dan lain sebagainya.
Sebagai pendidik / guru, kita bisa kurang menyadari kalau belajar sambil
bermain adalah sebuah metode pembelajaran walupun jelas ada di salah satu teori metode pembelajaran yang diketahui para guru profesional.

Kalau kita mencari dengan kata kunci belajar sambil bermain, begitu banyak resources yang akan kita dapatkan, begitu banyak tips dan jenis permainan yang dapat kita lakukan di kelas, apalagi matematika. Banyak teka teki, bujur sangkar ajaib, tangram, sudoku dan banyak lagi, yang dengan mudah dapat kita unduh dari internet.

Permasalahannya adalah guru sering terjebak dengan segala rutinitas dan tuntutan untuk membuat siswa dapat nilai bagus saat tes / ujian saja.
Perbincangan dengan beberapa rekan yang saya alami dan termasuk yang pernah saya alami sendiri adalah:
“wah susah lah bikin-bikin games, persiapannya berapa banyak”
“kalau games terus nanti kapan belajarnya, nanti kita suruh les aja deh, kita juga yang disalahin”
“materi kita kan banyak, nanti anak tidak ngerti bagaimana lalu nilainya jelek tidak sampai kkm, kan yang repot kita gurunya”
“bosen ah, kalau cuman main cerdas cermat, kasih teka teki, yang bisa kerjain tugas itu anaknya ya itu lagi, itu lagi”……..

Hmmm nah lho, jadinya bagaimana dong ya? Saya rasa semua pendapat di atas bisa jadi ada benarnya. Seorang guru dituntut untuk sedemikian kreatif dan berdaya guna untuk siswanya. Belum lagi, kalau kreatif sudah ada tapi terbentur kendala si guru yang kurang memiliki karakter kuat sebagai pembawa suasana bermain games (bukan seperti para penyaji acara games di televisi), yang ada nanti siswa akan bilang lagi “waduh ini ngapain ya main-main games, tapi garing” 😀

Pak Nabu Mj melalui artikelnya di Kompasiana, Januari 2012, mengatakan bahwa metode pembelajaran belajar sambil bermain dapat mengusung kepada aktivitas dan kreatifitas anak didik. Untuk mengetahui kondisi itu maka harus mengetahui latar belakang pendidikannya dan apa tujuan dari itu semua.

Jadi, walaupun pelaksanaannya susah, marilah tetap semangat menciptakan dunia belajar sambil bermain kepada siswa-siswa kita. Temukan cara yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Mengikuti sharing di forum guru, banyak sekali yang bisa kita dapatkan, dan seperti saya katakan tadi bahwa semua info itu tentulah mengalami modifikasi sehingga menjadi sesuai situasi dan kondisi lapangan di lingkungan kita masing-masing.

Setelah mencoba beberapa bentuk games / permainan (salah satunya adalah teka teki lewat “kentang panas“), saya mencoba cara berikut, membawa “a true game in the classroom”. Setelah melewati proses pengecekan, tanya jawab dan survey kepemilikan laptop kepada siswa  serta kemungkinan dapat membawa laptop tersebut ke kelas (bagian cukup sulitnya), sampailah pada sebuah Lesson Plan “Introduction to 3D perspective” lewat main Tetris di kelas dan menggunakan software bebas Google Sketchup (sekarang dimiliki Trimble).

Untuk bermain tetris 3D (tiga dimensi), dibutuhkan kecerdasaran visual-spasial untuk memahami perspektif dan posisi dari bangunnya. Sebagai pemicu otak mereka bekerja pada saat masuk ke materi utama bangun tiga dimensi, cara ini saya temukan cukup efektif membuat mereka “menghayalkan” bangun-bangun tersebut dalam berbagai perspektif.

“Tetris was the perfect game, it was simple to learn, you had to practise to get good and there was a good learning curve. Tetris is an excellent tool for neuroscience.” ~ Dr Richard Haier

Demikian pula dengan prinsip dasar bangun tiga dimensi di mana volume benda bergantung pada luasan alasnya dan tingginya, Sketchup cukup menarik dipakai siswa untuk benar-benar mengerti konsep tersebut.

Siswa diminta untuk membuka link permainan tetris 3D sebelumnya di rumah dan dengan posisi laptop yang “hibernate”, permainan dapat dilakukan di kelas kembali tanpa butuh jaringan internet. Sementara software Sketchup merupakan sebuah software yang hanya perlu diunduh dan diinstall sekali sebelum bisa dipakai dan menyimpan hasilnya dalam sebuah file yang dapat dibuka kembali kapan saja setelah berhasil diunduh sebelumnya.

Berikut beberapa gambar yang terekam selama “bermain” 🙂
dari michelle chenney1    dari greg jany1

IMG00826-20130206-1524    Grisel's cartoon

Sehabis bermain, tentu saja sesi belajar berlanjut dan siswa diminta untuk membuat laporan bermain tetris 3D dan menggambar ulang beberapa bangun 3D yang diberikan (Artikel selanjutnya akan membahas tentang google sketchup kegiatan di kelas).

Suatu pembelajaran yang sangat menyenangkan, belajar sambil sungguhan bermain. Komentar mereka pun beragam:
“Ini main beneran?”
“susahhhhh, tetris 2D aja, jangan 3D”
“asiiikkkk seumur-umur tidak pernah main nih di sekolah”
“seruuuuu pakai sketchup, saya jadi ngerti kenapa bisa jadi 3D”

Pasti masih banyak cara untuk menjalankan metode pembelajaran bermain ini, yang dapat dicoba ke berbagai mata pelajaran yang lain pula.

Yang Belajar Senang, Yang Mengajar Lebih Senang!
Enjoy Learning

Introduction to 3D Perspective

My grade 8 students in this semester will study about 3D perspective. The lesson started up by playing games……yesssss. What games? Tetris 3D 😀

I asked the students to bring laptop to classroom. Not everyone can bring it, of course, but I’m quite happy that most of them can. I’m still encouraging them to bring it to school because we will use another program, Google sketch up (a free software) to help students develop their three dimensional visualization ability and visual-spatial intelligence. Back to this tetris 3D activities, they sat in groups of four and play the games. Most of the students have played Tetris but not Tetris 3D 🙂

Since we have trouble connecting to the internet, so I also asked the students to had the website pre-opened at home so the page load completely and after it load, let the laptop hibernate so it can be opened quickly at school. Fortunately, for some links, the game is available as an installable software (so no internet connection will be required later on)

Some pictures taken during the activities:

 

There was an article about “What are the benefits of tetris?” posted in BBC news several years ago. It means, by doing this games, students’ brain are also trained in memory, attention, perceptual awareness, thought, language and consciousness.

“Tetris was the perfect game, it was simple to learn, you had to practise to get good and there was a good learning curve. Tetris is an excellent tool for neuroscience.” ~ Dr Richard Haier

The complete article can be read here.

Below  are some students’ reflection about doing this activities:

From Amanda:

I think that the 3D game is a really educational game, and is really helpful when studying 3D shapes. We can view the shapes in from quite a lot of angles.

While I can’t say it’s the best, I think it’s quite impressive where it helps us train our quick thinking and logic while having fun.

Even so, Tetris in 3D isn’t very easy to play. It requires a strong mind and some patience, as it may take some time to memorize the controls and shapes.

In conclusion, I believe that Tetris 3D is very helpful for study purposes, and helps train our minds into slicker and smarter ones.

From Audrey:

In total, I played the game for four times. In my first game, I did not know the controls, so I often messed up, which caused the game to end quickly, scoring a little over 700.

However, after I learnt the controls (thanks to Erlangga), I managed to score a little higher everytime I played. Starting from 3056 to 3477, and gradually growing to  4083.

During the game, I found some obstacles. For example, like I said before, I was a little unused the controls, so I often pressed the wrong button (I’m not a very good gamer, after all). Another problem is that because it is circular, I cannot see all faces of it, making it harder to see all the possibilities that fit.

I tried to overcome these problems by turning round and round quickly, before deciding where to put the shape, although this method does not come in very handy when it is near the death line. I’m still working on it though.

Although I admit that 3D Tetris is challenging, I will try my best to not give up and so to improve my 3D skills.

From Erlangga:

Tetris 3D is very fun. It helps my understand 3D shapes more, and it is not boring. It is a bit hard because I never played it before. I think that the game is very creative, and I would like to play it again in the future to improve my 3D skills.

From Louis:

I have never played Tetris before, so I am not good at it. Playing Tetris requires a smarter and more creative mind, and also lots of practice.

So all students, you did all good job….proud of you 🙂

 

To help you, recall our lessons….. :)

This is just a list of some sentences that I used the most in class during lesson. I hope you remember, because you can start study from here 😉

Year 7:

* Treat both sides in equally (when you add/subtract/multiply/divide something on your left/right, you must do the same thing on the opposite side).

* Translate from language to algebraic expression (mathematical notation). eg: doubled, trebled, comes before, just after

* Simplify multiplication, division, factorisation, expansion…..

* Step by step on words problem. After reading the sentence, let x denote the unknown then derive an equation and finally solve it.

Year 8:

* List the element / member of sets, when the members are listed in Venn diagram.

* Number of element of sets appears as the total element in one set.

* Shading on Venn Diagram can be started from the notation in bracket first.

* When try to draw a labelled venn diagram, first time you must fill the intersection area, then step by step to the other areas.

Year 9:

* To find the perimeter of a combine shape, choose one vertex as your starting point and then you go through along the edges until reach back to the same starting point.

* After recognising problems on PERPENDICULAR BISECTOR LINE and COMMON TANGENT, to solve the problems, you must use PYTHAGORAS’ THEOREM.

* Theorems in Angle Properties that you’ve learned: Angle at the center, Angle at the circumference, Angle at the circumference when facing diameter must be 90 degrees, Opposite angle in cyclic Quadrilateral is 180 degress, External angle at one vertex in cyclic quadrilateral is equal to its internal opposite angle.

After this go to E-learning if you forgot or lost the paper of final exam notification 😀

Good Luck all on your Final Exam. GBU

 

snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake