Satu kalimat singkat yang dapat kuucapkan ketika berita itu kudengar….
Selamat Jalan Lidya……Yesus sudah menunggumu di sana. Rest in Peace.
Hilang semua penderitaanmu di dunia, kanker tak mampu dibendung lagi oleh semua kecanggihan ilmu kedokteran, tapi Engkau pasti memutuskan yang terbaik untuknya.
Kadang terpikir, apa yang Engkau inginkan dan rencanakan Tuhan, Lidya, mama dari dua putra yang masih membutuhkannya, tapi Engkau panggil dia di usia yang masih jauh dari kata “tua”…… Tidak sanggup lagi memikirkan itu tetapi aku percaya Engkau pasti punya rencana di atas hidup mereka.
Kami tidak berhubungan dekat, sebagai saudara sepupu hanya terikat tali persaudaraan. Lidya, yang kuingat adalah ibu yang baik, rela meninggalkan karir untuk keluarga dan ikut dengan suami keluar negri. Lidya yang periang, yang sangat aktif di lingkungan sekolah (di usia remajanya) maupun Gereja.
Satu lagi peristiwa yang bisa kuingat bahwa hidup di dunia itu adalah singkat, raga manusia dari debu dan akan kembali menjadi debu. Jiwa kita akan menemukan sebuah keabadian di atas sana.
Every single person who has ever lived will spend forever in heaven or hell. No in between. No multiple choice. As I believe that God wants Lidya in heaven.
God wants us in heaven so much that He sent His only Son to die for us. The death and resurrection of Christ is our entrance to eternity with God. Amen