Maths Project Presentation

This is one of the examples from Matthew’s class projects. His Math Teacher required him to present this topic. Same thing with his friends with different topics. They did peer teaching in class. Good idea! (as long as the teacher still gives summary and correction after that).

After learning “factorisation” by himself (which was very hard for him in the beginning), he came up with the idea to use Power Point Presentation as his media when explaining in front of class.

With given help in video, his presentation looks like “a real video” ๐Ÿ™‚ but unfortunately, he didn’t want to use his own voice ๐Ÿ™‚ it’s okay ๐Ÿ™‚

Hopefully, this video can help other students who need it.

Angkat penderitaannya, ya Yesus Tuhanku

Rasanya susah sekali menulis bagian ini…….

Sudah sejak 18 September lalu, sehari setelah Matthew ulang tahun, papa dirawat di Siloam, sampai hari ini. Kanker telah merenggut semuanya.

Kata-kata tidak cukup lagi menjelaskan apa maksudku….susah…. Mungkin doa saat ini lebih bermakna.

Semoga doa ini dari doakatolik.com bisa membantu papa terbebas dari sakit yang luar biasa, apapun pilihannya, kembali bersama kami atau dengan Bapa di Surga.

Ucapakan bersamaku, pa…

Doa Pada Waktu Sakit / Menderita

Allah yang mahakuasa, kasihanilah hamba-Mu yang sakit ini. Dalam iman kepada-Mu aku mengaduh. Hari-hari kesengsaraan kini mencekam aku. Batinku tertekan, hari-hari yang sunyi melanda diriku. Dalam kesesakanku ini aku ingat akan Yesus yang berkeliling di seluruh Galilea untuk mengajar, memberitakan Injil serta melenyapkan segala penyakit, dan kelemahan. Dialah penyelamat yang kucari, penyembuh yang sejati dan penuh kasih. la telah turun dari surga ke dunia untuk mengunjungi orang-orang-Nya yang sakit. Utuslah Dia agar sekarang pun la mengunjungi aku. Biarlah pada hari-hari aku sakit ini la mengajar aku, memberitakan Injil-Nya, dan melenyapkan penyakitku.

Semoga karena ajaran-Nya aku selalu ingat akan Dikau, Allah yang telah menciptakan aku. Dan semoga penyakit yang kuderita ini menyadarkan aku akan kelemahanku, dan membangkitkan iman serta harapan akan kuasa penyembuhan-Mu. Semoga pengalaman sakit ini membuat aku lebih dekat dengan Dikau, lebih berkenan kepada-Mu, dan bersikap lebih tulus.

Bapa, aku bersyukur kepada-Mu atas kasih yang diberikan oleh saudara-saudara yang merawat dan melawat aku. Balaslah kasih mereka dengan berkat yang melimpah, dan apabila tugas pelayanan mereka di dunia ini sudah usai, perkenankanlah mereka menerima Kerajaan yang telah Kau sediakan bagi mereka sejak dunia dijadikan, sebab apa yang mereka lakukan bagiku telah mereka lakukan bagi Tuhan Yesus sendiri.

Ingatlah juga, ya Bapa, akan semua orang yang sakit. Tabahkanlah mereka, dan berilah kesembuhan. Engkaulah penyelamat, dan hidupku, Engkaulah penghibur, dan penebusku, Engkaulah harapanku di dunia ini, dan mahkotaku di dunia yang akan datang. Kasihanilah aku, ya Bapa, demi Yesus Kristus, penyembuh yang sejati, kini dan sepanjang masa. (Amin.)

Doa Mukjizat

Tuhan Yesus,
Aku datang menghadap Engkau dalam keadaanku seperti ini.
Aku mohon ampun atas segala dosa-dosaku, harap aku diampuni
Di dalan nama-Mu, aku memaafkan semua orang yang
membenciku termasuk semua perbuatannya.

Aku serahkan semua hidupku pada-Mu, Tuhan Yesus,
sekarang dan selama-lamanya.
Aku mengundang Engkau untuk masuk dalam hidupku, Yesus.
Aku menerima Engkau sebagai Tuhanku, Allahku dan Penyelamatku.
Sembuhkan aku, Ubahlah aku, kuatkanlah tubuhku, jiwaku dan
rohku.

Datanglah Tuhan Yesus, bungkuslah aku dengan Darah SuciMu
Dan penuhilah aku dengan Roh KudusMu
Aku cinta padaMu Tuhan Yesus.
Aku bersyukur padaMu Yesus
Aku mau mengikuti Engkau setiap hari dan selama hidupku.

Bunda Maria, Ibuku, Ratu Damai,
St. Peregrinus pelindung para penderita kanker,
para malaikat dan Orang Kudus,
tolonglah aku.

Amin.

Diskriminasi Di depan Mata

Pagi ini, seorang rekan mengejutkan saya dengan sebuah cerita berbau diskriminasi. Lagi??? pernah dengar hal yang sama beberapa kali tetapi selalu mencoba berpikir positif bahwa akan lebih baik suatu hari.

Ternyata, rupanya, bahkan dalam kurun waktu lewat 10-20 tahunpun, masih sama saja, kok bisa ada masyarakat yang memiliki pola pikir seperti itu.

Rekan saya akan menikah dua bulan lagi, dan hal penting untuk memulai sebuah keluarga adalah memiliki tempat tinggal. Mereka memilih untuk menyewa suatu rumah yang terletak di daerah Tangerang. Singkat cerita, rumah idaman terpilih, pemilik telah menyetujui dan kemaren sepulang dari gereja, mereka berniat untuk memantapkan hati dengan pilihan rumah tersebut dan berencana untuk melihat-lihat kondisi dalam rumah dengan cara meminjam kuncinya.

Kunci rumah dititipkan oleh sang pemilik kepada orang kepercayaannya di daerah tersebut. Begitu rekan saya tiba di rumah sang kepercayaan, untuk membuat dirinya yakin dengan kedatangan rekan saya yang akan meminjam kunci, dipinjamnya KTP rekan saya, tentu saja wajar untuk melihat dari KTP seperti memang dilakukan kebanyakan orang terhadap warga asing yang datang.

Tetapi yang terjadi selanjutnya sungguh sebuah diskriminatif. Sang kepercayaan menolak memberikan pinjaman kunci bahkan serta merta menolak kehadiran rekan saya untuk mengambil rumah sewaan di daerah tersebut karena alasan agama mayoritas di daerah tersebut berbeda dan sang kepercayaan hanya mengijinkan orang dengan agama mayoritas yang boleh tinggal di daerah tersebut.

Duh….sedih amat. Rekan saya kemudian menelpon si pemilik rumah dan menceritakan kejadian yang dialami sambil berharap mungkin ada putusan bijaksana dari pemilik. Namun, setali tiga uang, sang pemilik hanya menyatakan bahwa karena sang kepercayaan adalah warga (katanya) “terhormat” di daerah itu maka pemilik tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya mengatakan maaf tidak bisa menyewa rumahnya. Takut dengan mayoritas? mungkin demikian, supaya aman deh dirinya.

Hampir 20 tahun yang lalu, ada seorang rekan yang lain, ingin mengambil rumah di sebuah komplek perumahan bernuansa Islami. Sewaktu ditanya data dari KTP, pupus peluang membeli rumah, (secara halus – red. semoga) ditolak karena menganut agama yang berbeda dengan tema perumahan tersebut.

Kurang lebih mirip dengan sebuah tempat institusi bernama sekolah kristen (ingin internasional) yang menolak seseorang yang telah datang diwawancara kerja karena namanya berbau keturunan tetapi diakhiri dengan kepanikan bagaimana menolak orang ini karena ternyata beragama bukan kristen.

Agama, selalu agama, lagi-lagi agama. Mengapa pula KTP mencantumkan agama? Bangsa ini senang rupanya hitung-hitungan banyaknya peserta agama tertentu.

Manusia makin melupakan bahwa Tuhan tidak menciptakan agama. Tuhan adalah Allah yang satu. Yang dengan kasihNya mencintai kita sebagai mahluk ciptaanNya. Siapakah manusia merasa dirinya mampu melakukan “judgment” terhadap manusia lain untuk urusan sebuah kerpercayaan.

Saya menghormati Paus Fransiskus dengan quotenya “I believe in God – not in a Catholic God; there is no Catholic God. There is God, and I believe in Jesus Christ, his incarnation. Jesus is my teacher and my pastor, but God, the Father, Abba, is the light and the Creator. This is my Being.”

Bangsa mana yang bisa maju jika selalu diliputi dengan diskriminasi macam begini.

Entahlah….. selalu ujungnya tarik napas panjang….. Tuhan Kaulah penguasa alam semesta. Ampunilah kami semua yang terlalu memanusiakan diri, pikiran dan jiwa tetapi merasa mampu menghakimi sesama kami seperti layaknya Allah.

snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake