Bahasa Indonesia
Rencana mau agak beda, dengan bangun lebih pagi dan sebagainya. Hasilnya? Biasa saja, bangun jamnya biasa, semua normal. Haha, which is okay, karena sebagai mama yang berprinsip “ah cuman UN”, ya wajar pula anaknya demikian.
Ini pelajaran yang bagi saya pribadi “ampun” susahnya. Ada sesuatu “rasa”, “penguasaan” dan “kecerdasan” dalam mengolah tata bahasa tadi. #menyerahsaya
Tapi itulah fungsinya “mama”, mama tidak ingin anaknya ikutan “menyerah” 😉 #egomama.
Jadi, mama yang satu ini, walaupun sudah mengalami dua kali UN melalui anaknya, selalu ingin terus memperbaiki diri agar tidak menjadi terlalu egois menjadikan anaknya “serupa” impiannya saat melahirkan anak ini. Semakin belajar menjadi orang tua yang memiliki kewajiban mendampingi, membantu, mengasihi dan menyayangi saja (eh, dan membiayai 😉 ).
Ok, akhirnya Bahasa Indonesia UN, lewat dengan baik. Semoga hasilnya baik deh. Anaknya sendiri menyatakan, “iya, cukup sulit, membutuhkan waktu baca yang cukup sebelum yakin menghitamkan”. “Menghitamkan” bulatan *sigh*, sedih sih, kecerdasan bahasa seseorang ditest dengan pilihan berganda.
Selesai hari pertama, siap-siap untuk hari kedua, hari yang kutunggu (mamanya yang sukaaa karena math #curang hehe).