Lembar Kerja Siswa Abad 21

Sabtu 8 Desember 2012 lalu, saya dikagetkan oleh sebuah sms dari seorang guru les yang kebetulan sedang bersama seorang mantan siswa saya setahun yang lalu. Dengan menggunakan telepon genggam siswa tersebut, si guru menyapa saya dan menyatakan mengenal saya dari beberapa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang saya produksi sejak 10 tahun yang lalu. Ada perasaan senang “ow nooo saya dikenalllllll” *ge-er mode on* 😉 walau tentunya percakapan berlanjut ke cerita-cerita mengenai beberapa murid yang kebetulan kita kenal.

Kembali ke media pembelajaran untuk siswa, Lembar Kerja Siswa, yang merupakan model klasik, masih sangat dominan membantu siswa dalam belajar dan membantu memahami materi dan sekaligus berlatih soal-soal.

Bentuk Lembar Kerja Siswa yang secara umum kita temui memiliki kesamaan bentuk. Siswa diantarkan untuk menjawab soal dengan langkah-langkah yang dipandu oleh si pembuat soalnya.

Guru yang melengkapi dokumen administrasi pembuatan RPP pun biasanya wajib menyertakan lembar kerja ini. Sumber lain dari pemenuhan kebutuhan lembar kerja adalah buku-buku lembar kerja yang banyak dijumpai di berbagai toko buku.

Lembar kerja siswa yang saya rangkum biasanya bergabung dengan sebuah ringkasan materi. Yang mungkin sedikit agak berbeda adalah pada segi penulisan ringkasan yang biasanya merupakan rangkuman materi yang akan saya jelaskan melalui presentasi kelas. Ringkasan tersebut masih beberapa dikosongkan dengan tujuan agar siswa sambil mendengarkan penjelasan, merekapun akan ikut aktif untuk melengkapi beberapa bagian yang sengaja masih dikosongkan tersebut.

Saya sebut selanjutnya sebagai “handouts” dan “worksheet” yang bagi mereka dapat berfungsi menjadi petunjuk / tolok ukur mereka memperhatikan pelajaran atau tidak. Dalam sesi obrolan dengan mereka, mereka sering mengungkapkan bahwa kalau mereka absen maka tidak akan mudah sekedar mengkopi “handouts / worksheet” tersebut karena ada tulisan-tulisan tangan temannya yang bisa saja tidak rapi, tidak terbaca bagi yang lain. Sementara kalau minta yang masih baru, berarti masih kosong dan artinya bingung mau diisi apa. Lalu saya katakan ya berarti harus menjumpai saya untuk belajar dan bertanya 😉 dan mereka biasanya akan teriak X_X “ooww nooo” dan saya balas “ooww yessss”, mereka: “why should we?” saya: “why not?”  😀

Untuk meningkatkan kualitas “handouts / worksheet” yang diberikan kepada siswa, maka saya belajar kembali bagaimana menciptakan handouts/worksheet yang lebih efektif, yang salah satunya menjawab keberatan siswa yang tertinggal (maupun yang ingin belajar lagi).
Setelah belajar “memanfaatkan PPT sebagai papan tulis virtual”, belajar lagi “penggunaan kelas online”, “penggunaan rekam pelajaran kelas”, maka kadang – kadang jika memang dibutuhkan, worksheet saya pun bisa menjadi sebuah worksheet interaktif menggunakan media video yang biasa dibuka melalui “class online”.

Tahun-tahun berlalu dan pemerintah merencanakan bahwa dalam kurikulum 2013 mendatang, mata pelajaran IT  diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain. Saya pun teringat dengan lembar2 kerja elektronik yang di dalamnya termasuk pula video untuk pembelajaran. “Lembar Kerja Siswa Abad 21”, adalah istilah saya untuk menyebut worksheet ini.

Attachment berikut merupakan contoh dari salah satu worksheet yang pernah saya buat dua tahun lalu. Walaupun worksheet tersebut mengandung unsur video, tetapi ketika siswa hendak mengerjakan, dia akan mencetak file tersebut dan video hanya akan terlihat seperti gambar. Mungkin akan muncul pertanyaan “lalu apa gunanya video tersebut?” Ya, memang video tidak hanya untuk dibuka melalui kelas online saya saja, karena saya juga melihat handouts / worksheet apalagi dalam bentuk pdf lebih dari sekedar kertas untuk mengerjakan soal tetapi lebih mendekati sebuah modul unit pembelajaran mandiri, di mana instruksi dan pemandu alur pikir dan alat ukur pengertian (soal) ada dalam satu unit yang mudah diakses. Jadi video, sisi instruksi dari LKS tersebut, memang akan berhenti berfungsi ketika file tersebut di cetak untuk dikerjakan.

Silahkan didownload di sini, semoga bisa bermanfaat untuk rekan pengajar maupun pemerhati pendidikan lainnya. Serta membantu agar kita dapat lebih yakin dalam penggunaan IT pada beragam subject, yang mungkin walau belum umum, tetapi sangat mungkin untuk dilakukan. (Handouts / worksheet dengan pengantar dalam bahasa Inggris karena sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di kelas).

Sine-Rule-worksheet

Using PowerPoint as Virtual Whiteboard

When I was in school, teachers used to use chalkboard as their tool to present the lessons transferring ideas. … and that means, over 30s years ago 😉 x_x

Different then my first teaching experience, I used “whiteboard” as writing tool, advancing to Over Head Projector and then presentation software.

Since entering the era of 21st Century learning and teaching, medium for education field had been advancing too. Media getting easier to access by teachers or students, to the point that a teacher once said “Good to have YouTube. Just play a mathematics video and we can sit comfortably” (the video mentioned is the one from Salman Khan)  “Aha! with Wolfram Alpha, you don’t need to write down the formula, just run it through Wolfram’s site” x_x uh oh, but er… this is not what i’m going to write about 🙂

Back to the topic of PPT as class presentation media. After created several presentation slide and skilled with “pen stylus”, I asked my self ‘why not combine both?’

Imagine, if presenting through a projector, then a full writeable board is in front of us through a writing medium of 3.6″ x 5.8″, all while we face the students all the time, instead of showing our back to them.

If the presentation slide already filled with the content, we want to add some information while presenting, then we can easily write on the slide.

Here are the steps to write on virtual whiteboard from a blank PPT file:

1. I feel convenient using “pen stylus” commonly used by graphic design industry, but of course, this technique is equally applicable with any mouse (the sample picture showing a pen manufactured by Wacom, Intuos 4)

intuos 4 wacom

2. Prepare the whiteboard through the projector:

CBW1

3. Start writing and explain the material:

CBW2

4. Save one screen after you finished:

CBW3

CBW4

5. In the menu Edit, your writing will turn into a picture.

CBW5

6. Save your PPT as usual and the file can be distributed to the students if necessary. It might help recall students’ memory about what they observe during your lesson. Of course, you can combine this with screen recording technique as was explained in the previous article “Live Recording of Class Teaching” and produce an easily re-playable video to be “fast forwarded or replayed” according to the viewers need.

With the spirit of Curriculum of 2013, I imagine this technique might be combined with “Latex” (mathematics) to wrote down the formulas, with chemistry to have this interesting Molecule structure to sketch, with Bahasa Indonesia to explain words hyphenation and intonation on a sentence. Wow, a lot of practical application.

As mentioned,  these steps are just one from various available media today. Each have their own uniqueness and could be used for the same target, depending on each teachers ability and availability (from the simplest to the most advanced).

For me, this method is most appropriate to communicate with students while keep watching them while doing my explanation in the lecture style classroom, with additional advantage to walk to to closer to middle of the students if the pen stylus have a wireless facility.

Happy Learning!

 

Among Friends and Besties

Thursday, 10 January 2013 was a big day for students because they had “class party” with their firends and besties and also celebrating Christmas after two weeks semester one break.

In the morning, we had mass. After that, students (led by OSIS)  performanced in Gym, and then lunch in their own classroom. Students prepared everything by themselves. Teachers are invited to their classroom and I got invitation from class 9A…. yeayyy….

Anggia led us in prayer, Pak Dharma as their homeroom teacher gave simple speech about the meaning of togetherness and continued by having lunch together…..”Nasi tumpeng”, Indomie goreng (Indonesian simplest favourite food, I guess ;)), fruit punch, magnummmmm, snack, cookies, pudding, and many more 😀

All students had fun and finish their time with free time, chit chat and dance 🙂 shuffling and gangnam style 🙂

Two simple videos below are taken from their free time after having lunch.

Enjoy !!! <3

 

 

 

snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake snowflake